"
Kita harus berusaha belajar dan mencari tahu tentang sesuatu yang
menjadikan kita lebih baik dalam hidup. Menjadi terarah oleh pedoman
yang sudah ada,Belajar dari pengalaman atau mencari pengalaman" - DRP
PENDAHULUAN Islam
merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia untuk
membangun kemakmuran di bumi menuju kebahagian dunia dan akhirat.
Salah satu penunjang kebahagiaan tersebut adalah kesehatan. Agama Islam
sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya
sebagai nikmat hidup kedua setelah iman, sebagaimana sabda Nabi Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wassalam “Mohonlah kepada Allah pengampunan, kesehatan (zhahir batin) dan keyakinan di duniadan akhirat. Sesungguhnya Allah tidak memberikan kepada seseorang setelah keyakinan (Iman) yang lebih baik daripada kesehatan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah dan Abu Bakar, shahih sanadnya dari lbnu Abbas Radhiyallahuanh.
Dalam Al-Quran maupun Hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam banyak
didapatkan pelajaran atau petunjuk cara hidup sehat yang telah terbukti
kegunaannya pada diri Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan para
sahabatnya
Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dalam tarikh diriwayatkan,
beliau adalah sebagai seorang yang sangat sehat. Ini terbukti se!ama
hidupnya 63 tahun beliau hanya sakit 2 kali, pada hal beliau adalah
manusia biasa sebagaimana ditegaskan oleh Allah di dalam Al-Quran Surat
Al-Kahfi 110 dan Surat Fussilat 6 yang artinya
Katakanlah ‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku; Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Illah Yang Esa. (QS. 18:110; QS. 41:6)
Demikian pula kondisi kesehatan para sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam sangat baik. Terbukti oleh keluhan seorang Tabib hadiah
Gubernur Romawi di Mesir Muqauqis kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam. Dia rnemohon diri untuk kembali ke negerinya karena sebagai
tabib ternyata tidak banyak diperlukan oieh masyarakat
Madinah, sebab mereka hampir tak pernah sakit.
Madinah, sebab mereka hampir tak pernah sakit.
Keadaan ini tidak lain karena Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan para sahabatnya di
Madinah melakukan prinsip hidup sehat, berdasarkan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena tanpa melakukan hidup sehat seseorang tidak akan mungkin hidup sehat.
Madinah melakukan prinsip hidup sehat, berdasarkan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena tanpa melakukan hidup sehat seseorang tidak akan mungkin hidup sehat.
Sebagaimana pula seseorang yang ingin pandai, tentu saja dia harus
belajar. Seseorang yang ingin kaya tentu harus berusaha/bekerja. Tidak
mungkin seseorang yang hanya duduk-duduk di rumah, tidak belajar atau
tidak bekerja otomatis menjadi pandai atau kaya.
Beberapa Petunjuk Agama Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
- MAKANAN
1. Dilarang makan berlebihan.
Dalam Al-Quran surat Al-A’raf:31 Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman yang artinya “…makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”(QS. 7:31).
Dan di dalam surat Thaha ayat 81, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Makanlah di antara rezki yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlahmelampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kernurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (QS. 20:81)
Dan di dalam surat Thaha ayat 81, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Makanlah di antara rezki yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlahmelampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kernurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (QS. 20:81)
Dalam ayat-ayat ini dengan tegas Allah memerintahkan makan dan minum dan
melarang berlebihan. Makan dan minum adalah suatu perintah yang harus
dikerjakan, kalau tidak maka hukumnya telah bermaksiat kepada Allah
(dosa). Demikian pula halnya makan dan minum yang berlebihan, yaitu
melebihi dari keperluan tubuh. Maka yang demikian itu adalah merupakan
larangan yang harus ditinggalkan. Apabila tidak dipatuhi maka berdosa
hukumnya karena telah melanggar petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kesimpulannya adalah wajib seorang mukmin bertakwa kepada Allah.
Artinya, dia wajib patuh melaksanakan peritah-Nya dan patuh meninggalkan
larangan-Nya.
Dalam ilmu Kesehatan, makan dan minum merupakan sumber nutrisi untuk
keperluan hidup yang normal. Jumlah dan macamnya harus sesuai dengan
keperluan tubuh. Tidak boleh kekurangan dan tidak boleh berlebihan. Hal
ini diajarkan di dalam suatu disiplin ilmu khusus yang disebut ilmu
gizi. Bila kekurangan atau kelebihan maka tubuh akan mengalami gangguan kesehatan.
Sehubungan dengan ini Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah bersabda,“Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplahbagi anak manusia beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang rusuknya, jikamemang harus makan banyak maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untukminumannya dan sepertiga untuk nafasnya. (HR. Tirmidzi: 2302, Nasai dan lbn Majah, lihat Silsilah alShahihah: 2265)
Diriwayatkan, bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berperawakan
atletis dengan perut yang datar tidak gendut sebagaimana orang-orang
yang kelebihan makan.
Salah satu akibat dari makan berlebhan adalah tubuh menjadi gernuk [BMI > 25]* dan produksi berlebihan Radikal bebas. Kelebihan berat hadan, Radikal bebas ini dapat menimbulkan “resitensi insulin” atau “metabolites syndrome’, yang selanjunya akan memicu timbulnya penyakit-penyakit diabetes mellitus, hipertensi, hiperlpidemia danhiperurikemia yang merupakan faktor resiko terjadinya “atherosklerosis” (penyumbatan
pembuluh darah arteri) dengan manifestasi utamanya “Stroke”, Penyakit
jantung -koroner dan Penyakit penyumbatan pembuluh darah tepi antara
lain menimbulkan perlukaan dan kematian jaringan di kaki (“Gangren”), yang kadang-kadang sampai memerlukan amputasi.
2.Makan makanan yang sehat:
Allah berfirman yang artinya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. (QS. 5:8)
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. (QS. 5:8)
Makanan yang halal adalah makanan yang tidak diharamkan oleh Allah .
Dalam Al-Quran Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,“Diharamkan bagi kamu sekalian bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas kecuali kamu sempat menyembelihnya, dan diharamkan bagi kamu sekalian hewan yang disembelih untuk berhala. (QS. AI-Maidah: 3)
Selanjutnya makanan yang thayyib artinya
yang baik, tentunya dari segi ilmu makanan/gizi yaitu makanan yang
cukup mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.
Kita mengenal pola makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari:
a. Makanan pokok (nasi/jagung/ketela/sagu/roti/gandum dll)
a. Makanan pokok (nasi/jagung/ketela/sagu/roti/gandum dll)
b. Lauk (ikan/daging/telur/tahu/tempe dll)
c. Sayur (daun ketela/daun pepaya/kembang turi/buah nangka muda dli)
d. Buah (pisang/pepaya/jeruk/duku/jambu/nangka dll)
e. Susu
Kesemuanya ini diperintahkan oleh Allah sebagaimana dituliskan dalam Al-Quran, ”Dihalalkan bagi kamu sekalian binatang buruan laut (sungai, danau, kolam dll) danmakanan yang berasal dari laut.” (QS. Al-Maidah: 96)
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak benjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yangserupa (bentuk dan warnanva), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya) dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. 6:141)
Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih, makanlah dari rezeki yang telah ditentukan Allah bagimu. dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.’(QS.Al-An’am: 142).
Jenis makanan yang diperintahkan Allah sebagaimana ayat-ayat di atas
telah mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh sel-sel tubuh
kita seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin.
Dengan memakan makanan yang memenuhi unsur gizi ini (thayyib) diharapkan
tubuh akan berada dalam keadaan yang optimal sehingga daya pertahanan
tubuh menjadi maksimal dalam menolak segala macam penyakit seperti
penyakit infeksi (Tifus, TBC, Demam Berdarah, Desentri, Hepatitis dll),
Penyakit Alergi (Asma, Gatal-gatal, Pilek dll), Penyakit Degenerasi
(Diabetes, Jantung koroner, Stroke, Alzeimer dll), dan Penyakit
Keganasan / Kanker (Payudara, Paru, Hati, Prostat dIl).
3. Di samping itu pula Nabi menganjurkan agar mendinginkan makanan/minuman sebeum dimakan,
dengan sabdanya,“Dinginkanlah makanan / minuman kamu sesungguhnva tidak ada kebaikan pada makanan / minuman yang panas.’ (HR.
Al-Hakim dan Ad-Dailami). Mendinginkannya tidak dengan ditiup dengan
napas karena ini juga dilarang oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam (HR
ibnu Majah).
Dari bidang Gastroenterologi diketahui bahwa makanan yang panas dapat
menyebabkan perlukaan pada selaput lendir saluran cerna yang menyebabkan
rasa sakit, perih, rasa panas, kembung, rasa penuh, mual, rasa seperti
diiris dll (“Syndroma dyspepsia/Gastritis”).
4.Tidak minum Alkohol dan apa saja yang merusak tubuh
Allah berfirman, “Mereka bertanya tentang “khamar’ dan judi, katakanlah, pada keduanya ada bahaya yang besar dan pula manfaat pada manusia, dan bahayanya lebih besar darimanfaatnya.” (QS. Al-Baqarah: 219).
Pada ayat lain dikatakan oleh Allah, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan ituagar kamu mendapat keberuntungan. ‘(QS. 5: 90)
Khamar adalah segala sesuatu yang memabukkan, misalnya alkohol.
Oleh para ahli, alkohol diketahui dapat menimbulkan kerusakan pada
seluruh bagian tubuh manusia, seperti sistem syaraf, pembuluh darah,
jantung, hati, saluran cerna dll.
Demikian pula bahan-bahan lain yang dapat merusak sel-sel tubuh sehingga
dapat menimbulkan gangguan fungsi alat tubuh dan penyakit. Karena itu,
maka segala penyebab kebinasaan yang merusak itu wajib dijauhi,
sebagaimana larangan Allah, “Jangan campakkan dirimu ke dalam kebinasaan.‘ (QS Al-Baqarah: 195)
Termasuk disini adalah rokok yang sudah nyata menimbulkan kerusakan jantung, pembuluh darah, cerna, gigi, paru-paru, nafas, kulit dan lain-lain.
II. KEBERSIHAN
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda,“Bersihkan halaman-halaman karena Yahudi tidak membersihkan halaman – halaman mereka. (HR. Thabrani, lihat SilsilahShahihah:1/418, no.236)
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Sesungguhnva Allah lndah, menyukaikeindahan, bersih menyukai kebersihan, Mulia menyukai kemuliaan dan Dermawan menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah halaman-halamanmu dan janganlah meniru orang-orang yahudi. (HR tirmidzi 2723, dhaif).
Dalam Al-Quran Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan diturunkanpadamu air dari langit hujan untuk alat pembersih dirimu.” (Qs. Al-Anfal: 11).
Di ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan pakaianmu bersihkanlah.” (Qs. Al-Muddatstsir: 4).
Diriwayatkan oleh para sahabat bahwa mereka tidak pernah melihat noda
atau kotoran pada baju Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam walaupun beliau
menyukai pakaian yang berwarna putih. Juga mereka tidak pernah mencium
bau tidak sedap pada diri Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Demkian pula
Nabi melarang para sahabat
masuk ke masjid apabila ada bau tidak sedap padanya dan memerintahkan memakai harum-haruman dan mandi apabila ke masjid pada hari jumat.
masuk ke masjid apabila ada bau tidak sedap padanya dan memerintahkan memakai harum-haruman dan mandi apabila ke masjid pada hari jumat.
Beliau tidak suka melihat salah seorang sahabat yang rambutnya tidak
terurus rapi apabila menghadap beliau, dan memerintahkan untuk mencuci
dan menyisir yang rapi terlebih dahulu.
Demikian pula Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam memerintahkan para
sahabat/umatnya agar bersiwak/ membersihkan gigi tiap akan sholat,
memotong kuku tiap jumat dan mencukur rambut ketiak dan rambut aurat
minimal sekali dalam setiap 40 hari. Ini semua mencerminkan betapa hesar
perhatian beliau pada kebersihan perorangan.
Selanjutnya Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menganjurkan para sahabat
agar memberi tutup pada tempat makan dan minumannya (HR.Ahmad). Anjuran
ini sekarang diketahui penting dalam mencegah pencemaran makanan oleh
mikroba dan lain-lain bahan yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia, dan masih banyak hadits lain yang memerintahkan umat Islam agar
menjaga kebersihan. Kebersihan badan pakaian, makanan, rumah dan
lingkungan yang semuanya ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan.
Kita mengenal ungkapan “Kebersihan Pangkal Kesehatan”.
Untuk lebih jelasnya silakan rujuk kitab Subu al-Huda wa al Rasyad Fi Shirah Khairil ibadkarya
Imam Muhammad ibn Yusuf alShalihi al-Syami (w. 942 H), tahqiq wa ta’liq
Syaikh Adil Ahmad Ahmad Abdul Maujud dan Syaikh Ali Muhammad Muawwidh,
di sana ada kumpulan bab-bab perjalanan Rasulullah yang berkaitan dengan
kedokte ran dan kesehatan.
Dengan menjaga kebersihan ini, maka manusia akan terhindar dan berbagai
penyakit infeksi, seperti Tipus, Hepatitis, Muntah-berak (muntaber),
Disentri, TBC, Pilek, Bronkhitis, Demam bendarah, Malaria, Kudis,
Panu-Kurap, AIDS, Siphilis dan lain lain penyakit infeksi yang merupakan
penyakit terbanyak pada masyarakat di negara-negara bet kembang.
IlI.OLAH RAGA.
Olah
raga bermanfaat untuk kesehatan. Oleb karenanya, dengan berolahraga
yang teratur, terukur dan bersitat aerobik akan memberikan banyak
manfaat antara lain adalah mencegah kegemukan dengan seqala dampak
negatifnya, menguatkan dan lebih mengefisienkan kerja otot-otot tubuh
seperti otot jantung, otot pernafasan dan otot-otot rangka tubuh, dan
lebih melancarkan aliran darah sehingga suplai zat-zat nutnisi ke
sel-sel tubuh serta pembuangan bahan-bahan sisa dan sel-sel tubuh
menjadi lebih baik. Keadaan ini sangat menguntungkan bagi kesehatan
sel-sel tubuh yang menyusun
organ/alat tubuh.
organ/alat tubuh.
Nabi suka berolah raga. Diriwayatkan oleh Siti Aisyah radhiyallauanha
bahwa beliau suka mengajak Siti Aisyah berlomba lari sejak Aisyah masih
belia sampai tua.
Diriwayatkan pula bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam suka berjalan
kaki walaupun kuda dan unta telah tersedia untuk beliau. Diriwayatkan
pula, bahwa cara jalan Nabi adalah seperti jalannya orang yang menuruni
bukit. Yaitu jalan cepat.
Demikian pula, Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah mewajibkan para
orang tua untuk mengajarkan renang dan memanah kepada putra-putrinya.
(HR.Al-Hakim). Lari, jalan cepat dan renang merupakan jenis olah raga
aerobik yang dianjurkan saat ni oleh para pakar kesehatan olah raga
untuk menjaga kebugaran.
IV.KETENANGAN JIWA
Ketenangan
jiwa diperlukan untuk keserasian fungsional organ-organ tubuh.
Sebaliknya ketegangan, kecemasan, emosi, akan menimbulkan gangguan
fungsional pada organ-organ tubuh seperti sistem pencernaan. pernapasan,
jantung, pembuluh darah, syaraf, hormonal dll.
Seorang yang gelisah, gundah, resah hati akan mengalami gangguan
konsentrasi, gangguan tidur, sakit kepala, berdebar, sesak, tidak nafsu
makan, mulas, mencret, sering mau kencing, dan keluhan keluhan lain,
sehingga akan mengganggu aktifitas hariannya.
Ketenangan hati diperlukan untuk kesempurnaan / kelancaran kerja seluruh alat tubuh.
Membaca serta memahami Al-Qur’an atau dzikrullah bagi seorang mukmin merupakan obat untuk ketenangan hatinya.
Membaca serta memahami Al-Qur’an atau dzikrullah bagi seorang mukmin merupakan obat untuk ketenangan hatinya.
Dalam Al-Quran, Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Wahai sekalian manusia telah datang kepadamu pelajaran (Al Quran) dari Tuhanmu, dan sebagai obat untuk yang ada dalam dada (“qalbun”/ hati), dan petunjuk serta rahmat bagi mereka yang beriman. “(Yunus;57).
Di surat lain, Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Orang-orang yang beriman akan menjadi tenang hatinya dengan dzikir kepada Allah, Ketahuilah bahwasanya dengan dzikir kepada Allah hati akan menjadi tenang.” (QS.Ar-Raad: 28).
Demikian jaminan Allah bagi orang yang beriman.
Seorang yang benar-benar beriman menurut firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala yang artinya, “Adalah mereka yang apabila disebut nama Allah bergetarlah hatinya, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah bertambahlah keimanannya, dan kepada Tuhannya mereka bertawakkal, mereka mendirikan shalat dan menginfaqkan sebagianrezekinya, demikianlah orang yang benar-benar beriman (QS. Al-Anfal: 2-4).
Orang yang beriman akan terjauh dan perasaan cemas, gelisah, resah, atau
sakit hati yang berlebihan dan semacamnya oleh karena dia percaya
dengan yakin akan adanya Allah yang Mengasih dan Maha penyayang kepada
hambaNya serta percaya akan ketentuan taqdir.
Dalam Al-Qur’an Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Apabila hambaKu bertanya tentang Aku, katakanlah ahwasanya Aku ini dekat sekali, kukabulkan permohonan hambaKu apabila memohon, maka patuhlah kepadaKu dan berimanlahkepadaKu. “(QS. Al-Baqarah: 186)
Dengan pernyataan Allah ini seorang mukmin yang bertaqwa kepada Allah
Subhanallahu wa Ta’ala akan selalu dalam keadaan tenang tidak akan
gelisah / resah / cemas walaupun menghadapi situasi yang bagaimanapun,
karena merasa Allah selalu bersamanya dan mendengar serta mengabulkan
permohonan hambaNya.
Menurut para ahli kesehatan, tidur 6 jam sehari diperlukan untuk terapi ketenangan jiwa.
Dalam Al-Quran petunjuk waktu istirahat / tidur untuk orang dewasa yaitu sesudah Sholat dzuhur (tengah hari) dan sesudah Sholat ‘isya’, sebagaimana firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh diantara kamu, meminta izin k epada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya. (ltulah) tiga aurat bagi kamu.Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selama dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah rnenjelaskan ayat-ayat bagi kamu.Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.(QS. 24:58)
Dalam Al-Quran petunjuk waktu istirahat / tidur untuk orang dewasa yaitu sesudah Sholat dzuhur (tengah hari) dan sesudah Sholat ‘isya’, sebagaimana firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh diantara kamu, meminta izin k epada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya. (ltulah) tiga aurat bagi kamu.Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selama dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah rnenjelaskan ayat-ayat bagi kamu.Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.(QS. 24:58)
V.SUKA BELAJAR/MEMBACA:
Belajar / olah pikir/ konsentrasi menurut Ahli Neurologi antara lain akan memacu produksi“neurotransmitter di
otak, atau dikatakan menyebabkan jaringan serabut syaraf di otak
menjadi rimbun, keadaan ini bermanfaat dalam mencegah kepikunan (“Dementia senilis”),yang
akan terjadi pada lansia karena proses degenerasi sistem syaraf. Agama
Islam sangat menganjurkan bahkan mewajibkan kegiatan belajar ini dan
konsentrasi penuh (khusuk).
Firman Allah yang pertama turun adalah surat iqra’ (bacalah) yang
mengandung perintah untuk membaca dan belajar. Dalam ayat lain Allah
Subhanallahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,”Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan yang berilmu pengetahuan.” (QS. Al-Mujadilah: 11).
Selanjutnya dalam beberapa Hadist dapat diketahui betapa Islam sangat
menganjurkan bahkan mewajibkan umatnya untuk selalu menuntut ilmu.
Hadist Anas yang berbunyi,”Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim.’(HR. lbnu Majah, Shahih at-Targhib: 72) dan hadits-hadits lainnya.
PENUTUP
Kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat adalah merupakan harapan
setiap insan. Dan ini harus diupayakan sesuai dengan firman Allah
Subhanallahu wa Ta’ala yang artinya, “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan
diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan
balasan yang paling sempurna,”(QS.53: 39-41)
Agama Islam telah memberikan petunjuk dan upaya-upaya tersebut agar
dilaksanakan oleh para pemeluknya. Oleh karena itu sepatutnyalah kita
patuhi perintah agama secara keseluruhan, tidak sepotong-sepotong.
0 Komentar untuk "Kajian Bagaimana Cara Hidup Menurut Islam ?"